GELORA.CO - Tanpa diragukan, pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDIP telah mengubah dinamika politik.
Banyak partai langsung mendekat. Berbagai tokoh juga mengajukan diri sebagai calon wakil presiden untuk Ganjar.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, bahkan menyebut ada lebih dari 10 nama calon wakil presiden untuk Ganjar.
Salah satu sosok yang menarik perhatian adalah Budi Gunawan (BG). Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini sedang ramai didorong untuk menjadi calon wakil presiden Ganjar.
Bahkan, sudah terbentuk kelompok relawan yang bernama Barisan Relawan Ganjar-Budi Gunawan (Begawan).
Jika melihat ke belakang, ini bukan pertama kalinya BG muncul sebagai calon wakil presiden.
Pada Pemilihan Presiden 2019, nama BG juga disebut sebagai calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi).
Meskipun BG dianggap memiliki pengalaman yang memadai untuk mendampingi Ganjar, ada masalah mendasar yang perlu diperhatikan.
Menurut Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), Dimas Oky Nugroho, posisinya sebagai Kepala BIN membuat nama BG kurang dikenal secara luas.
“BG punya jaringan dan pengalaman. Namun, sebagai Kepala BIN profilnya mungkin masih tertutup dari public exposure,” tutur Dimas.
Menganalisis lebih dalam, inti dari pernyataan Dimas sebenarnya adalah perbedaan antara cara kerja intelijen dan cara kerja demokrasi.
Inti dari pekerjaan intelijen adalah menjaga kerahasiaan, sementara dalam demokrasi, akuntabilitas menjadi hal yang penting.
Sumber: suara